Sejarah Senjata Api
Do you like this story?
Yang paling awal dan sederhana dari nenek moyang senjata api adalah meriam. Sebuah meriam hanyalah tabung metal dengan ujung dan pangkal. Bagian pangkal mempunyai lubang kecil untuk pemantik. Untuk menyalakan meriam ini, anda harus menuangkan bubuk mesiu (sebuah campuran dari arang, sulfur dan potassium nitrat), kemudian pasanglah bola pelurunya. Bubuk mesiu dan bola besi ditempatkan di 'gagang' meriam, bagian belakang dari bore (ruang terbuka di dalam meriam). Untuk menyiapkan sebuah tembakan, anda harus menyalakan sumbu (tali dari bahan yang mudah terbakar) lewat lubang kecil itu sampai kena bubuk mesiumnya. Untuk menyalakan meriam, nyalakan sumbunya. Bunga api akan merambat lewat sumbu tersebut dan akhirnya akan membakar bubuk mesiu.
Bagan meriam....
Ketika anda menyulut bubuk mesiu, bubuk ini akan segera terbakar dengan cepat, menghasilkan gas panas yang sangat banyak. Gas panas ini akan menghasilkan tekanan yang sangat besar di tempat bubuk mesiu ini bila dibandingkan dengan udara di luar meriam. Hal itu membuat bola peluru terlempar keluar dengan kecepatan tinggi.
Senjata api jinjing pertama sebenarnya adalah sebuah miniatur meriam, anda mengisi sejumlah bubuk mesiu dan sebuah bola peluru baja dan menyalakan sumbu. Akhirnya, teknologi sederhana ini memberi jalan ke senjata api berdasarkan tarikan-picu. Seperti senapan percussion-cap dan flintlock dibawah ini :
senapan flintlock dan percussion-cap....
Senapan Flintlock menyulut bubuk mesiu dengan menhasilkan percikan api, sedangkan senapan percussion caps menggunakan campuran merkuri, senyawa yang gampang meledak yang bisa kita nyalakan dengan tiupan kencang. Untuk mengisi sebuah senapan percussion-cap , anda tinggal menuang bubuk mesiu ke tempatnya, isi peluru diatasnya, dan taruh senyawa merkuri tadi diatas tombol kecil. Untuk menyalakan senapan, anda tinggal menarik palu sejauh mungkin ke belakang dan tarik picu senapannya. Picu akan melepas palu, yang akan bergerak ke kantung yang berisi bahan peledak tadi. Kantung itu akan menyala, memercikkan api ke tabung mesiu. Mesiu akan meledak, melemparkan peluru keluar dari selongsongnya.
Pada tahun 1800-an, senapan percussion-cap mulai kalah dengan adanya revolver, yang hanya perlu diisi kembali setelah lima atau enam kali tembakan, tidak perlu mengisi lagi setiap satu tembakan.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter