Cara membuat “Crop Circle”
Do you like this story?
“Wah iya, Pakdhe dulu thesis S2-nya tentang Fraktal kan ? Dongengin fraktal dong Pakdhe !”Kalau Crop Circle itu mengherankan kamu karena cara pembuatannya, mestinya kita juga heran dengan pembuatan Candi Borobudur yang memiliki geometri segi-empat sempurna, kan ? Coba saja pikirkan apakah waktu pembuatan Borobudur itu sudah ada alat ukur Theodolite ? GPS belom ada, Sattelit belum juga ada namun geometri Borobudur benar-benar sempurna !.
Awali dengan rancangan (denah atau peta)
Setiap bangunan selalu dibuat dengan sebuah design rancangan. Rancangan ini dibuat dengan metode grafis dimana rancangan crops ini akan menjadi seperti peta. Mirip kalau membuat rancangan rumah. Semua dibuat dengan skala.Berbagai design crops dijumpai didunia ini.
Setelah rancangan dibuat dalam kertas layaknya membuat rumah, maka barulah dibuat sesuai ukuran yang ada dalam kenyataan.
Bagaimana membuat lingkarannya ?
Tentunya kita harus mencari lokasi yang cukup luas supaya terlihat bagus. Juga daerah ini sedang ada tanaman yang cukup besar untuk dipatahkan. Bisa saja berupa sawah yang sedang menguning, maupun kebon tebu. Namun kalau kebon tebu perlu trantor membuatnya. Banyak cara dalam membuat lingkaran ini. Namun cara termudah tentunya dengan dua orang yang satu menjadi pusat lingkaran dan lainnya berjalan memutar.Setelah seluruh design diberi patok-patok, maka kita dapat merubuhkan tanaman padi dengan cara menekan menggunakan plat
Kalau mau tahu cara dalam video silahkan tengok dibawah ini :
Nah kalau memang geometri itu saja sudah mampu membuat terheran-heran dengan crops , mestinya orang lainpun akan lebih heran lagi melihat Borobudur beserta candi-candi di sana, kan ? Bayangkan ukuran Borobudur dibawah ini.
View Larger Map Bagaimana dengan Crops di Sleman itu ?
Sangat mungkin Crops di Sleman itu buatan manusia juga. Cara-cara pembuatannya menjadi tidak mustahil dengan pengetahuan geometri yang sudah kita kenali saat ini. Namun pembuatnya tentunya cukup cerdik dalam mengimbang ambingkan pikiran serta minat kita untuk melihatnya.
“Kalau gitu wajib ditonton Pakdhe ?”
“Ya tentusaja wajib ditonton. Ayo ke Jogja !!!. Namun setelah itu jangan lupa menengok Borobudur, ya ! Walaupun harus melewati jalan memutar kalau saja jalan raya Jogja Magelang terputus karena terjangan lahar hujan atau lahar dingin Merapi “.
“Kalau begitu sebaiknya kawan-kawan ISI – Istitut Seni Indonesia bia membuatnya lebih banyak supaya Jogja semakin laris manis, dan tetap istimewa !
Kasihan yang punya sawah ?
Tunggu dulu …. Lumayan looh, dapat keuntungan menjadi UFO Tourism. Pada tahun 1996, sebuah crop circle muncul di dekat Stonehenge, Inggris. Petani pemiliknya meminta orang membayar untuk melihat, dan dia berhasil mengumpulkan sekitar $ 47.000 (450 Juta rupiah) dalam empat minggu. Nilai aktual dari tanamannya sendiri hanya $235 (kurang dari 2.5 juta rupiah).Dikumpulkan dari berbagai sumber.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter